inmagine.com
Montok dan menor dengan injeksi silikon bukan berarti tanpa efek samping. Catatan di Poli Bedah RSSA Malang, korban suntikan silikon cair terus bertambah. Dalam sehari bisa 20 kasus terjadi akibat ”efek montok” ini. Bahkan, rata-rata, pasien yang datang sudah dalam kondisi parah.
Kasus terbanyak, silikon cair yang disuntikkan sudah meluber ke sekitar daerah yang disuntik. Misalnya di hidung, dagu, kelopak mata, pipi, payudara, hingga penis. “Pasien-pasien silikon ini umumnya ingin tampil lebih sempurna ketimbang kondisi tubuh aslinya. Tetapi, caranya dengan mengambil jalan pintas dan murah,” jelas dr Herman Joseph LW, SpBP, dokter spesialis bedah kosmetik, plastik, dan rekonstruksi RSSA di ruang kerjanya kemarin.
Injeksi silikon cair itu, jelas dia, memang bisa menghasilkan orang dengan wajah yang sama dan khas. Ini karena kehadiran benda cair yang mengisi wajah. Misalnya di dagu, bibir, hidung, dan sebagainya. Hal ini sangat berbahaya. Sebab, sifatnya cair dan menyebar ke mana-mana serta terus mengikuti gaya gravitasi.
“Bahayanya, silikon ini mudah masuk ke dalam pembuluh darah hingga bisa menyebabkan penyumbatan ke areal lokasi di mana silikon disuntikkan,” jelas dokter lulusan spesialis bedah plastik FK Unair 2004 ini.
Masalah yang timbul akibat suntikan silikon cair ini adalah silikonoma. Penyakit ini timbul akibat dari silikon cair yang berbentuk seperti tumor (benjolan). Kasus tertinggi adalah pada wajah, payudara, penis, dan bibir. Wajah bisa meliputi hidung, dagu, kelopak mata, dan pipi.
Tren akhir-akhir ini, kasus paling banyak adalah penyuntikan silikon pada penis. Ini hal baru, asal pasiennya banyak dari Pasuruan dan Probolinggo karena ada jasa suntik silikon keliling sehingga banyak yang tergiur. “Rata-rata kasus suntik silikon penis ini masuk sekitar 3 kasus baru per bulannya,” ujar dia.
Reaksi akibat suntikan silikon cair ini, sambung dia, biasanya berupa reaksi alergi termasuk reaksi alergi tipe IV (dengan kemunculan sangat lambat) dan tidak langsung dirasakan. Sebab, rata-rata dampak reaksi alergi dari silikon cair ini bisa hadir sekitar lima tahun kemudian sejak zat tersebut disuntikkan.
Misalnya, pasien yang datang pada tahun ini, berarti suntik silikonnya terjadi sekitar 2003. “Memang, pada awal disuntikkan, hasilnya langsung tampak bagus sekali. Ketika sudah sampai lebih dari lima tahun, baru terjadi rasa panas, bengkak, sampai-sampai wajah tidak berbentuk. Proses seperti ini silikon cair sudah meluber ke mana-mana,” papar dia.
Bagaimana penanganan pasien yang sudah bengkak akibat silikon? Herman Joseph memaparkan, penanganan pasien silikon cair ini dilakukan debulking (pembuangan silikon sebagian). Silikon tidak bisa dibuang semuanya, karena sudah telanjur menyebar ke lapisan dermis kulit. Juga, silikon cair tidak bisa disedot. Langkah lain adalah eksisi (dibuang secara tajam) atau dikerok.
Silikon yang sudah dibuang bentuknya gumpalan mirip sekumpulan daging bakso yang diberi borax. Kadang-kadang ada bulatan-bulatan kecil seperti mutiara yang isinya silikon cair.
Herman menyebut bahwa silikon cair ini sekitar 1950-an bisa menambal sesuatu yang lubang dan mengencangkan kulit yang berkerut. Lalu, pada 1974 lembaga Food Drug Administration (FDA) memberikan kritik pemakaian silikon cair.
Produk injeksi yang aman tetap ada, tetapi harus dilakukan oleh dokter bedah plastik atau dokter ahli yang terlatih seputar beauty clinic. Produk injeksi yang aman antara lain: filler (pengisi), produk ini sangat aman namun juga mahal. Rata-rata tarifnya sekitar Rp 2 juta-Rp 2,5 juta per lokasi filler.
Di dunia medis, penanganan bedah plastik untuk menyempurnakan kekurangan tubuh juga menggunakan bahan silikon. Namun, silikon yang dipakai adalah silikon padat yang tahan sampai kapan pun. Silikon padat ini mudah dibentuk sesuai dengan kemauan dokter yang mendesain bentuk ukuran silikon yang dibutuhkan pasien.
“Silikon padat ini, bisa dimanfaatkan untuk memancungkan hidung, memajukan dagu, memajukan tulang pipi, hingga mengganti sendi-sendi jari,” papar Herman.
Silikon padat ini memang masuk kategori operasi bedah plastik yang mahal. Satu lokasi saja rata-rata membutuhkan biaya sekitar Rp 5 juta. Permintaan tertinggi adalah perbaikan bentuk payudara, hidung, dan kelopak mata.
Herman mengatakan operasi silikon padat ini disebut sebagai lunch time surgery dengan bius lokal. Operasi ini dilakukan sekitar 30-45 menit saja. Lalu, setelah operasi pasien bisa beraktivitas seperti biasa. Operasi pemasangan silikon padat ini, harus memperhatikan blok saraf di sekitar daerah yang akan dipasang silikon.
Pemasangan silikon padat untuk payudara misalnya, memperhatikan berat badan, tinggi badan, lebar dada, dan lingkar dada. Hanya saja, silikon padat ini tidak boleh dipasang ke penis. “Khusus penis, hanya bisa dilakukan operasi membesarkan batang penis saja,” ujarnya.(jawapos.com)
kosmetik 3:24 am on January 27, 2011 Permalink |
produk pemutih apa sih yang aman bagi semua pengguna ?